CONTOH TEKS EKSPLANASI TENTANG INTERNET DI MASA PANDEMI COVID-19


 
Internet di Masa Pandemi Covid-19

Oleh : Super Mama


        COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis virus corona yang baru ditemukan. Virus ini adalah virus baru dan penyakit yang tidak dikenal sebelum terjadinya wabah di Wuhan, Cina, pada bulan Desember 2019. Di Indonesia, merujuk dari data yang dipublikasikan dihttps://nasional.kompas.com/read/2020/11/03/15562411/update-bertambah-2973-kini-ada-418375-kasus-covid-19-di-indonesia?page=all#page2, sejak diumumkan pertama kali pada 2 Maret 2020, hingga saat ini jumlah pasien terpapar covid-19 mencapai 418.375 orang. Total pasien Covid-19 yang sembuh mencapai 349.497. Sementara, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia mencapai 14.146 orang.

        Demi mengurangi penyebaran Covid-19, pemerintah menerapkan strategi sosial distancing dan stay home, salah satunya kebijakan bekerja dan belajar dari rumah. Mendikbud mengimbau agar semua satuan pendidikan di bawah Kemendikbud untuk menunda penyelenggaraan acara yang mengundang banyak peserta atau menggantikannya dengan video conference atau komunikasi daring lainnya. Dengan surat edaran tersebut, dimulailah belajar dari rumah sebagai strategi memenuhi hak pendidikan anak selama pandemi. Kebijakan bekerja dari rumah dimaksudkan untuk menghindari penyebaran wabah di tempat kerja dengan mencegah kerumunan dan meminimalkan kontak fisik, seperti yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Bekerja dari rumah kini lebih mudah karena telah tersedia banyak aplikasi, mulai dari video conference, platform kolaborasi, hingga software untuk mengelola administrasi karyawan. Selain itu, dengan adanya strategi social distancing dan stay home menjadikan internet hiburan yang paling mungkin untuk mengisi waktu dan kebosanan karena tidak bias melakukan aktifitas di luar rumah.

        Tidaklah mengherankan Penggunaan internet di Indonesia melonjak cukup signifikan pada masa pandemi Covid-19. Hasil survei yang dilakukan Alvara Research Center menunjukkan, pengeluaran belanja masyarakat atas kebutuhan internet pada 2020 ini mencapai 8,1 persen, naik dari tahun lalu sebesar 6,1 persen. "Sebelum pandemi rata-rata hanya 4-6 jam, sekarang bisa 7-10 jam. Tinggi sekali penggunaan internet. Jamnya juga tinggi," ujar CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali saat merilis hasil survei secara virtual, Minggu (12/7/2020).

        Hasan mengatakan, ada banyak hal yang dilakukan para pengguna internet di musim pandemi ini. Tertinggi untuk mengirim pesan mencapai 86,5 persen, disusul browsing 80,6 persen, jejaring sosial 70,3 persen, video streaming 55,0 persen, email 53,8 persen, download 44,6 persen.

        Selebihnya untuk belanja onine, pembayaran online, internet banking, telepon internet, musik online, transportasi online, game online, belajar online, video conference, e-book/e-reader dan lainnya. Pengeluaran internet yang tinggi ini juga dipengaruhi karena orang dipaksa bekerja di rumah dan sekolah dari rumah. "Konsumsi internet kita naik berkali-kali lipat. Orang yang menggunakan internet di atas 7 jam ada 48,7 persen. Baik untuk kebutuhan download, belanja online, ini menjadikan tingkat pengeluaran internet tinggi," katanya.

       Dengan adanya perubahan pola mobilitas dan kebiasaan masyarakat, terjadi pergeseran pola konsumsi masyarakat dimana sebelumnya penggunaan internet lebih banyak untuk kebutuhan sekunder, kini berubah menjadi kebutuhan primer. Melonjaknya penggunaan internet selain membawa dampak positif juga membawa dampak negatif. Berselancar di dunia maya memang mampu menghapus batas ruang dan waktu. Tetapi kita juga harus bijak dalam penggunaannya agar dampak negatif dari penggunaan internet dapat diminimalisir.

Comments

Popular posts from this blog

Soal dan Kunci Jawaban Penjaskes Kelas 8 Kurikulum 2013 Bab 7 Aktivitas Gerak Berirama

KUNCI JAWABAN ULANGAN AKHIR SEMESTER 2 MAHIR BERBAHASA INDONESIA KELAS 8